MAKALAH
KEHIDUPAN
AKHIRAT DALAM AL-QUR’AN
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
TAFSIR
Dosen Pengampu
: Bapak Muhammad Arja Imrani
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Disusun Oleh :
KATON SIGIT 1402026084
MUHAMMAD REZY TRI 1402036043
AHMAD
ALAMUL HUDA 1402016097
PUJIWATI 14020360xx
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1)
LATAR BELAKANG
Percaya kepada adanya kehidupan yang
kekal dan abadi di akhirat termasuk rukum iman yang ke lima, di dalam Al-Qur’an
banyak dijumpai ayat-ayat yang memperjelas bahwa disamping kehidupan didunia
ini ada pula kehidupan yg sebenarnya dan abadi yaitu alam akhirat, dan
seringpula disandingkan setelah beriman kepada Allah. Kalau momentum
atau kesempatan yang amat besar dalam hidup dan kehidupan di dunia ini
disia-siakan terhadap sikap dan perilaku manusia yang beriman dalam segala
aktivitasnya demi meraih kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di
akhirat, maka sangat disayangkan. Karena kebahagiaan seseorang dalam kehidupan,
adalah orang yang mampu menjadikan kehidupan dunianya berkualitas dan bernilai,
demi mencapai kebahagiaan pada hari akhirat. Tentulah bagi orang yang beriman
dapat menyadari dan memahami bahwa kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan yang
paling akhir, yaitu kehidupan yang berkualitas di sisi Tuhan di akhirat.
Ketahuilah wahai hamba Allah! Bahwa
kuburan adalah persinggahan pertama menuju akhirat. Orang yang mati, berarti
telah mengalami kiamat kecil. Apabila seorang hamba telah dikubur, akan diperlihatkan
kepadanya tempat tinggalnya nanti pada pagi hari, yakni antara waktu fajar dan
terbit matahari, serta waktu sore, yakni antara waktu dzhuhur hingga maghrib.
Apabila ia termasuk penghuni Jannah, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di
Jannah, dan apabila ia termasuk penghuni Naar, akan diperlihatkan tempat
tinggalnya di nerak
Berbicara
tentang hari akhirat, pada intinya adalah mengungkapkan kualitas dan nilai kehidupan
manusia pada hari akhirat, sesuai dampak dan implikasinya terhadap perilaku manusia
itu sendiri. Juga membincangkan hubungannya dengan balasan segala perbuatan manusia
di atas bumi menurut perspektif Alquran. Sehubungan dengan hal tersebut,
menelusuri dan mengungkapkan konsep tersebut di atas menurut Alquran dengan
kajian tafsir tematik sebagai berikut.
2)
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
argumentasi Al-Qur’an tentang keberadaan Akhirat dan waktu datangnya hari akhir?
2.
Bagaimana
kehidupan di alam akhirat dan alam barzakh?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Argumentasi Al-Qur’an tentang keberadaan akhirat
Hidup
dan menghembuskan nafas itu adalah suatu hakikat yang sulit dibantah dan hampir
tidak diperselisihkan oleh manusia. Sedangkan manusia terkadang tidak sadar
setelah menghembuskan nafas akan mengalami suatu proses yaitu kematian yang
mana proses itu terkadang tidak diperhatikan oleh manusia atu bahkan dilupakan.
Banyak yang menganggap kematian adalah kelenyapan atau akhir dari semuanya,
akibat pandangan demikian tak sedikit manusia yang menebar kerusakan dimuka
bumi dan sebaliknya ada manusia yang menjadi frustasi. Karena mati begitu
menakutkan, kematian dipandang dan diaanggap kekuatan maha dahsyat yang akan
merenggut eksistensi seseorang kapanpu, dimanapun dan dalam keadaan apapun. [1]
Surga dan neraka digambarkan dalam
bentuk fisikalliteral, maka muncul statement dari sementara kalangan bahwa
ungkapan-ungkapan al Quran tentang ini pada dasarnya adalah bersifat simbolik. Misalnya kebun yang indah untuk surga, dan
api yang membakar untuk neraka. Asumsi ini dimungkinkan sebab bahasa agama (al
Quran) lebih di peruntukkan bagi manusia secara umum dalam segala tingkatannya;
al Quran bukanlah kitab yang semata di khususkan bagi kalangan cendekiawan ataupun
filusuf yang mungkin saja memiliki penafsiran berbeda ketika ayat ‘kebun’ dan
‘api’ dibacakan. Jadi pengungkapan doktrin agama secara kebahasaan selalu
diwarnai oleh realitas kultural. Suasana kebun yang indah dengan sungai yang
mengalir dibawahnya, misalnya, adalah simbol kehidupan ideal bagi masayarakat
padang pasir, masyarakat muslim dominan kala ayat ini diturunkan didataran
tandus Arabia. [2]
Muhammad Abduh ketika menafsirkan
“api Allah” (nar Allah) pada : QS al Humazah ayat: 6 mengatakan bahwa
sekalipun api itu tidak mungkin terjangkau hakikatnya, tetapi yang bisa
dipahami adalah bahwa azab itu berupa penderitaan yang melingkupi-menguasai
segenap perasaan dan pikiran manusia (maudhi’ al wijdan wa al-syu’ur),
pusat segala niat dan tujuan (wawathin al niyat wa almaqashid), dan
tempat tumbuhnya dorongan ke arah
kebaikan dan keburukan (masakin al fadhail wa al radzail). Sementara
dalam al Quran ilustrasi neraka sangat banyak sekali, elaborasi yang kurang
lebih sama juga tampak dalam al hadis atau as sunnah. [3]
Di antara kandungan al sunnah,
adalah hal-hal yang berkaitan dengan alam gaib, yang sebagiannya menyangkut
makhluk-makhluk yang tidak dapat dilihat di alam kita ini. Misalnya, malaikat
yang diciptakan oleh Allah SWT untuk melakukan berbagai macam tugas tentunya.
Juga seperti jin, penghuni bumi yang dibebani pula kewajiban-kewajiban tertentu
seperti kita (manusia) juga, yang mereka itu dapat melihat kita dan kita tidak
dapat melihat mereka. Dan di antara mereka itu pula adalah setan-setan, tentara
iblis yang pernah bersumpah dihadapan Allah SWT untuk berupaya menyesatkan kita
dan memperindah kebatilan dan kejahatan dalam pandangan kita.
Sebagian lagi dari hal-hal gaib ini
bersangkutan dengan kehidupan alam barzakh; yakni kehidupan setelah mati
dan sebelum kebangkitan di hari kiamat. Termasuk di dalamnya,
pertanyaan-pertanyaan malaikat ketika manusia berada dalam kuburnya, demikian
pula tentang kenikmatan dan siksaan di dalamnya. Dan sebagiannya lagi berkaitan
dengan kehidupan akhirat; yakni kebangkitan dan pengumpulan manusia di padang
masyhar, peristiwa-peristiwa besar pada hari kiamat, syafaat (dari para nabi,
khususnya dari nabi Muhammad saw), mīzān (neraca amalan manusia),
hisāb, shirāth, surga serta pelbagai kenikmatan di dalamnya, baik yang
bersifat material maupun spiritual, dan tingkatan-tingkatan manusia di
dalamnya, dan juga neraka serta pelbagai siksaan di dalamnya, baik yang
inderawi maupun yang maknawi, dan tingkatan-tingkatan manusia di dalamnya.
Beriman kepada hari akhir juga harus
diikuti dengan beriman kepada kehidupan akhirat dan semua peristiwa yang
terjadi di dalamnya. Di antara peristiwa penting yang terjadi pada hari akhirat
adalah kebangkitan manusia dari alam kubur, dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar,
perhitungan dan penimbangan, serta pembalasan amal manusia, dan adanya jalan
yang dilalui manusia (shirath) untuk menuju ke arah surga atau neraka. Beriman kepada hari akhir merupakan pilar
(rukun) iman yang kelima dari urutan keenam rukun iman. Namun, dalam al-Quran
dan hadits Nabi Muhammad Saw. iman kepada hari akhir ini selalu disebut
beriringan dengan iman kepada Allah. Hal ini menunjukkan keterkaitan yang
sangat erat antara iman kepada Allah dengan iman kepada hari akhir. Allah
berfirman dalam dua ayat di bawah ini:
* }§ø©9 §É9ø9$# br& (#q9uqè? öNä3ydqã_ãr @t6Ï% É-Îô³yJø9$# É>ÌøóyJø9$#ur £`Å3»s9ur §É9ø9$# ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur É=»tGÅ3ø9$#ur z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur tA#uäur tA$yJø9$# 4n?tã ¾ÏmÎm6ãm Írs 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur tûüÅ3»|¡yJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# tû,Î#ͬ!$¡¡9$#ur Îûur ÅU$s%Ìh9$# uQ$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4q2¨9$# cqèùqßJø9$#ur öNÏdÏôgyèÎ/ #sÎ) (#rßyg»tã ( tûïÎÉ9»¢Á9$#ur Îû Ïä!$yù't7ø9$# Ïä!#§Ø9$#ur tûüÏnur Ĩù't7ø9$# 3 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#qè%y|¹ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbqà)GßJø9$# ÇÊÐÐÈ
Artinya: “Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi...” (QS. al-Baqarah (2): 177).
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä úïÏ%©!$#ur (#rß$yd 3t»|Á¨Z9$#ur úüÏ«Î7»¢Á9$#ur ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# @ÏJtãur $[sÎ=»|¹ öNßgn=sù öNèdãô_r& yYÏã óOÎgÎn/u wur ì$öqyz öNÍkön=tæ wur öNèd cqçRtøts ÇÏËÈ
Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang
Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah,
hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. al-Baqarah (2): 62).
Semua orang yang
beriman wajib meyakini bahwa hari kiamat pasti akan terjadi. Namun Allah tidak
pernah menjelaskan kapan hari kiamat itu akan terjadi. Allahlah yang Maha
Mengetahui tentang hari kiamat ini, karena kapan terjadinya hari kiamat
termasuk permasalahan yang ghaib. Allah berfirman:
¨bÎ) ©!$# ¼çnyYÏã ãNù=Ïæ Ïptã$¡¡9$# Ú^Íit\ãur y]øtóø9$# ÞOn=÷ètur $tB Îû ÏQ%tnöF{$# ( $tBur Íôs? Ó§øÿtR #s$¨B Ü=Å¡ò6s? #Yxî ( $tBur Íôs? 6§øÿtR Ädr'Î/ <Úör& ßNqßJs? 4 ¨bÎ) ©!$# íOÎ=tæ 7Î6yz ÇÌÍÈ
Artinya: “Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman (31): 34).
Dalam berbagai literatur dijumpai
adanya keimanan yang bertingkat-tingkat yaitu ada yang imannya kuat
(benar-benar beriman antara hati, ucapan dan perbuatan), dan ada pula yang
imannya hanya sekedar di hati dan tidak berpengaruh kedalam perilaku
kesehariannya. Demikian pula keimanan terhadap hari akhir seharusnya memiliki
dampak positif terhadap perubaha sikap insan seluruhnya.[4]
·
Pengertian
hari akhir
Hari akhir atau hari
kiamat adalah hari saat makhluk-makhluk Allah hancur atau binasa. Pada hari itu
semua yang ada di dunia akan hancur lebur berantakan seperti anai-anai yang beterbangan.
Beriman kepada hari kiamat artinya mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hari
kiamat itu pasti akan datang dan seluruh ummat manusia akan kembali
dibangkitkan dari alam kubur untuk menerima pengadilan dari Allah swt sebagai
hakim yang Maha Adil. Hal ini sesuai dengan Firman Allah swt. dalam surat Al
Haj : 7 yang berbunyi :
¨br&ur sptã$¡¡9$# ×puÏ?#uä w |=÷u $pkÏù cr&ur ©!$# ß]yèö7t `tB Îû Íqç7à)ø9$# ÇÐÈ
Artinya : Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah
datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam
kubur. (Q.S. Al Hajj : 7)
Al Qur’an menggunakan
istilah yang beraneka ragam tentang hari akhir atau kiamat, sekaligus sebagai
penjelasan proses berlangsungnya, diantaranya adalah :
A.
Hari Kiamat (yaum al qiyamah), yaitu hari penegakan
keadilan. Suatu hari yang ditentukan untuk melangsungkan pengadilan bagi setiap
makhluq dan selanjutnya mendapat keputusan yang maha benar dari Allah swt.
B.
Hari Akhir (yaum al akhir), yaitu hari yang paling akhir
dari sejarah makhluk sebelum kembali ke alam baqa.
C.
Hari Kegoncangan (yaum az Zalzalah), karena pada hari itu
terjadi kegoncangan yang sangat dahsyat.
D.
Hari Pembalasan (yaum al ghasyiyah), karena pada hari itu
Allah memberikan balasan kepada umat manusia. Yang beriman akan dimasukan ke
dalam surga yang tinggi sedangkan yang kafir akan dimasukkan ke dalam api yang
sangat panas.
E.
Hari panggil-memanggil (yaum
at tanad), yaitu pada hari setiap orang menemui kesulitan dan penderitaan,
kemudian mereka memanggil orang lain untuk memohon pertolongan sementara yang
lain tidak menghiraukan.
F.
Hari Ancaman (yaum al wa’iid), yaitu hari ketika Allah
melaksanakan ancaman berupa azab kepada setiap makhluk yang tidak melaksanakan
perintah-Nya.
G.
Hari kehinaan (yaum al
khizy), yaitu hari ketika Allah menghinakan orang-orang yang durhaka
kepada-Nya.,
H.
Hari penimbangan (yaum al wazni), yaitu hari penimbangan
amal baik dan buruk yang menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau
masuk neraka
3
·
Ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan hari akhir.
1.
Gambaran kedahsyatan hari kiamat bisa menyebabkan wanita menyusui
melalaikan anak yang disusuinya, ibu hamilpun melahirkan anaknya seketika,
seperti dilukiskan dalam surat Al Hajj : 1-2 :
$ygr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# öNà6/u 4 cÎ) s's!tø9y Ïptã$¡¡9$# íäóÓx« ÒOÏàtã ÇÊÈ tPöqt $ygtR÷rts? ã@ydõs? @à2 >pyèÅÊöãB !$£Jtã ôMyè|Êör& ßìÒs?ur @à2 ÏN#s @@ôJym $ygn=÷Hxq ts?ur }¨$¨Z9$# 3t»s3ß $tBur Nèd 3t»s3Ý¡Î0 £`Å3»s9ur U#xtã «!$# ÓÏx© ÇËÈ
Artinya : Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu;
sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia
dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak
mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat keras. (QS. Al Hajj :1-2)
2.
Tidak Seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat selain
Allah swt. Firman Allah swt dalam surat Al Araf : 187.
y7tRqè=t«ó¡o Ç`tã Ïptã$¡¡9$# tb$r& $yg8yóßD ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygãKù=Ïæ yZÏã În1u ( w $pkÏk=pgä !$pkÉJø%uqÏ9 wÎ) uqèd 4 ôMn=à)rO Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 w ö/ä3Ï?ù's? wÎ) ZptGøót/ 3 y7tRqè=t«ó¡o y7¯Rr(x. ;Å"ym $pk÷]tã ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygßJù=Ïæ yZÏã «!$# £`Å3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÊÑÐÈ
Artinya : Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat:
"Bilakah terjadinya". Katakanlah:"Sesungguhnya
pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak
seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya
selain Dia". (QS. Al ’Araf :187)
3.
Tidak ada lagi yang bisa memberikan manfaat termasuk anak dan
harta kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Firman
Allah dalam Al Qur’an Surat Asy Syu’araa (26) ayat 88-89
tPöqt w ßìxÿZt ×A$tB wur tbqãZt/ ÇÑÑÈ wÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OÎ=y ÇÑÒÈ
Artinya : (yaitu) di hari harta dan anak-anak
laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan
hati yang bersih (Q.S. 26 : 88-89)
2. Kehidupan di alam
akhirat dan alam barzakh
Adanya kehidupan akhirat dengan berbagai permasalahannya bukanlah
termasuk masalah kecil yg bisa diobservasi melainkan masalah yang hanya dapat
diimani, yaitu mengimani adanya berdasarkan informasi yang diberikan oleh Allah
melalui malaikat jibril oleh Rasulullah Muhammad SAW. Atas dasar keyakinan ini,
maka untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang kehidupan akhirat harus
merujuk pada informasi yang diberikan oleh Allah didalam Al-Quran. [5]
Ø Alam Barzakh
Sebelum manusia
melewati alam dunia, maka manusia akan mengalami kematian, jika kematian telah
datang maka putuslah semua hubungannya dengan kehidupan dunia. Setelah
meninggal dunia manusia akan memasuki alam barzakh(kubur), di alam kubur
manusia tinggal sendiri hanya amal baik dan buruk yang akan selalu menemaninya.
Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka.
Sedangkan Alam Kubur adalah alam tempat penantian untuk menanti hari kiamat, di alam kubur ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur. Alam kubur ini merupakan awal alam akhirat, Alam ini "ghoib". oleh karena itu tidak mungkin untuk di selidiki. satu-satunya informasi yang wajib di pegang adalah dalil Al-quran dan hadist;
sebagaimana Allah berfirman;
Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka.
Sedangkan Alam Kubur adalah alam tempat penantian untuk menanti hari kiamat, di alam kubur ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur. Alam kubur ini merupakan awal alam akhirat, Alam ini "ghoib". oleh karena itu tidak mungkin untuk di selidiki. satu-satunya informasi yang wajib di pegang adalah dalil Al-quran dan hadist;
sebagaimana Allah berfirman;
فَوَقَاهُ اللَّهُ
سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا ۖ وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ
عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ
أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Artinya; "Maka
Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir´aun beserta
kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka
pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada
malaikat): "Masukkanlah Fir´aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat
keras". (QS: Al-Mu'min Ayat: 45-46)
Dan firman Allah yang
lain dalam beda surat dan ayat :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ
إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ
الْمَوْتِوَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ
الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
Artinya: "Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah
atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan
menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya
kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul
maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya." (QS: Al-An'am Ayat: 93)
Ayat Al-quran di atas
menjelaskan nasib manusia yang kafir kepada Allah dan manusia yang berada di
jalan yang salah, maka akan di tampakkan kepadanya neraka yang panas pada waktu
pagi dan sore, dan mereka akan mendapatkan siksaan yang sangat pedih.
Sedangkan manusia yang
bertakwa kepada Allah,, melakukan perintahnya dan menjauhi larangannya,, ia
akan mendapatkan nikmat kubur, dan akan di tampakkan kepadanya hawa surga,
Allah berfirman;
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ
بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ
يُوقِنُونَ أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya; "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah
diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."
(QS: Al-Baqarah Ayat: 3-5)
Ø Alam Akhirat
Menurut Al-Qur’an
akhirat adalah sangat penting karena berbagai alasan. Pertama : moral
dan keadilan sebagai konstitusi realitas. Menurut Al-Qur’an adalah kualitas
untuk menilai amal perbuatan manusia karena keadilan tidak dijamin berdasarkan
apa apa yang terjadi diatas dunia. Kedua : bahwa tujuan hidup harus dijelaskan dengan
seterang-terangnya sehingga manusia dapat melihat apa yang telah diperjuangkan
dan apa tujuan yang sesungguhnya dari kehidupan ini.[6] Di
akhirat batin semua manusia terlihat jelas maka dengan demikian pula halnya
dengan motivasi mereka tetapi disamping itu dihari itu keburukan dan kebenaran
akan tampil. [7]
Alam akhirat juga di sebut dengan alam baka,
alam akhirat di dahului dengan terjadinya kiamat, di mana alam semesta menjadi
rusak total. seluruh jagat raya ini akan hancur, entah seperti apa gambaran
ketika semua ini terjadi. Alam akhirat setelah terjadi kiamat menjadi 3, yaitu:
- Padang Mahsyar adalah tempat penghitungan amal (hisaban). pada peristiwa ini seluruh ummat manusia mulai dari Nabi adam as sampai manusia terakhir di kumpulkan dalam satu tempat, Allah berfirman;
إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا يَوْمَ يُنْفَخُ فِي
الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
Artinya: "Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang
ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang
berkelompok-kelompok". (QS: An-Naba' Ayat: 17-18)
- Surga adalah tempat orang yang rajin beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahnya, maka mereka di selamatkan dan di masukkan ke dalam surga.
- Neraka adalah tempat bagi Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang musyrik yang tidak mau bertaubat,, maka mereka akan kekal di dalam neraka yang penuh dengan siksaan. dan bagi orang yang tidak patuh terhadap perintah Allah. dan yang selalu berbuat dosa, maka mereka akan di masukkan ke dalam neraka, mereka akan di siksa dan di bersihkan dari dosa-dosanya.[8]
Barzakh bermaksud rintangan atau pemisahan. Alam
barzakh ialah alam pertama daripada alam yang kekal abadi di akhirat. Semua
orang yang berada di dalam kubur dinamakan hidup di alam barzakh. Alam ini
berada di antara mati dan bangkit daripada mati. Apabila berada di dalam kubur,
kita akan disoal oleh dua malaikat yang bernama Munkar dan Nakir mengenai
amalan yang dilakukan semasa hidup di dunia. (Ensiklopedia Isam: 3/8-9)
Pengarang kitab Mu‘jam Alfaz as-Shawfiyah menyatakan
perkataan barzakh dari sudut bahasa ialah sekatan atau pemisah di antara dua
sesuatu seperti bercakap adalah pemisah di antara manusia dengan binatang.
Firman Allah Ta‘ala:
·
Tafsirnya: “Ia biarkan air dua
laut (yang masin dan yang tawar) mengalir, sedang keduanya pula bertemu. Di
antara keduanya ada penyekat yang memisahkannya, masing-masing tidak melampaui
sempadannya“ (Surah ar-Rahman: 19-20)
·
Barzakh dari sudut istilah pula
ialah pendinding (hijab) yang terdapat di antara orang mati dan orang hidup.
Pendinding inilah yang menghalang orang mati kembali ke dunia. Barzakh
(pendinding) ini akan kekal sehingga hari Kiamat.
Jadi alam
barzakh ialah alam yang terdapat di antara dunia dan akhirat. Alam ini boleh dikatakan
sebagai tempat sementara penghuni dunia untuk sampai ke hari Kiamat.
Menurut al-Qurtubi ketika menafsirkan firman Allah Ta‘ala:
Menurut al-Qurtubi ketika menafsirkan firman Allah Ta‘ala:
·
Tafsirnya: “… Sedang di hadapan
mereka ada alam barzakh (yang mereka tinggal tetap padanya) hingga hari mereka
dibangkitkan semula (pada hari kiamat)” (Surah al-Mukminun: 100)
·
Beliau menjelaskan bahawa barzakh
itu ialah alam di antara kematian dan kebangkitan. (Tafsir al-Qurtubi: 6/113)
Pengarang
kitab Akidah al-Mukmin pula menyatakan tujuan wujudnya alam barzakh ialah untuk
menghimpunkan semua roh dan bersiap sedia memasuki alam akhirat. Dengan
kedudukannya yang seperti itu, maka alam barzakh berfungsi sebagai pendinding
atau pemisah di antara dua kehidupan lain iaitu kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat. Dengan perkataan lain, alam barzakh ialah alam penantian atau ruang
menunggu untuk masuk ke alam akhirat selepas kematian. (Halaman 409-501) Dalil-Dalil
Yang Menyatakan Azab Kubur Dalam Al-Qur’an. Pensabitan azab kubur di dalam
al-Qur’an telah dijelaskan oleh para ulama tafsir yang muktabar lagi masyhor.
Mereka itu termasuklah Imam al-Qurtubi, Ibnu Kathir, Imam Muhammad ar-Razi
Fakhr al-Din dan lain-lainnya menyebut perkara tersebut dan kewajipan beriman
dengannya di dalam kitab-kitab mereka
I.
Ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi
bukti wujudnya azab kubur antaranya ialah:
Firman Allah Ta‘ala:
Firman Allah Ta‘ala:
·
Tafsirnya: “Dan sesiapa yang
berpaling ingkar daripada ingatan dan pertunjuk-Ku, maka sesungguhnya adalah
kehidupan yang sempit, dan Kami akan himpunkan dia pada hari Kiamat dalam
keadaan buta” (Surah Taha: 124)
·
Menurut Abu Sa‘id al-Khudri dan
Abdullah bin Mas‘ud Radhdiallahu ‘anhum perkataan ضنكا (yang sempit) adalah azab kubur. Inilah
pendapat yang shahih. Telah disebutkan dalam kitab at-Tazkirah, Abu Hurairah
Radhiallahu ‘anhu telah berkata: “Disempitkan kubur orang kafir itu sehingga
tulang-tulang berselisih”. (At-Tazkirah: 151-152 & al-Qurtubi: 6/3307)
II.
Firman Allah Ta`ala:
·
Tafsirnya: “Mereka didedahkan
kepada bahan api neraka pada waktu pagi dan petang (semasa mereka berada dalam
alam Barzakh) dan pada hari berlakunya kiamat (diperintahkan kepada malaikat):
“Masukkanlah Firaun dan pengikut-pengikutnya ke dalam azab seksa api neraka
yang seberat-beratnya”. (Surah Ghafir: 46)
·
Ayat di atas menceritakan tentang
berlakunya pendedahan bahan-bahan api neraka di alam barzakh. Perkara ini
bertepatan dengan pendapat jumhur ulama sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam
al-Qurtubi bahawa bahan-bahan api neraka yang didedahkan pada waktu pagi dan
petang itu berlaku di alam barzakh. Sebahagian ahli ilmu pula menjadikan ayat
di atas sebagai dalil sabitnya azab kubur. Pendapat ini disepakati oleh
Mujahid, ‘Akramah, Muqatil dan Muhammad bin Ka‘ab. Mereka mengatakan bahawa
ayat di atas adalah dalil yang menunjukkan bahawa azab kubur itu berlaku di
alam barzakh. (Al-Jami‘ li Ahkam al-Qur’an, al-Qurtubi: 8/4415-4416)
Imam Ibn
Kathir ad-Dimsyaqi menyatakan bahawa Ahli Sunnah menjadikan ayat di atas
sebagai dalil yang kukuh berlakunya azab kubur di alam barzakh. Beliau berkata:
Maksudnya: “Ayat ini adalah sebenar-benar sumber mengenai pensabitan Ahli
Sunnah terhadap berlakunya azab kubur di alam barzakh”.
III.
Firman Allah Ta‘ala:
·
Tafsirnya: “Mereka ditenggelamkan
(dengan bah taufan), kemudian (pada hari akhirat) dimasukkan ke dalam neraka” (Surah
Nuh: 25)
·
Al-Qurtubi menafsirkan perkataan
“dimasukkan ke dalam api neraka” iaitu selepas mereka (kaum Nabi Nuh
‘alaihisalam) ditenggelamkan. Berkata al-Qusyairi:
Maksudnya: “Inilah bukti (berlakunya) azab kubur (yang berlaku ke atas kaum Nabi Nuh ‘alaihisalam, ditenggelamkan dengan bah taufan dan pada hari akhirat dimasukkan ke dalam api neraka)”
Maksudnya: “Inilah bukti (berlakunya) azab kubur (yang berlaku ke atas kaum Nabi Nuh ‘alaihisalam, ditenggelamkan dengan bah taufan dan pada hari akhirat dimasukkan ke dalam api neraka)”
Dengan
perkataan lain sebagaimana riwayat Abu Rauq daripada ad-Dahak bahawa di dunia
mereka diazab dengan api neraka sekaligus ditenggelamkan. Yakni mereka
ditenggelamkan pada satu sudut dan pada sudut yang lain mereka dibakar di dalam
air lautan.(Al-Qurtubi:9/5187-5188)
Imam an-Nasafi menjelaskan bahawa mereka kaum Nabi Nuh ‘alaihisalam ditengelamkan dengan bah taufan dan dimasukkan ke dalam api neraka disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mereka yang banyak. Huruf fa’ dalam ayat ialah )untuk pemberitahuan) iaitu mereka diazab dengan api neraka ketika ditenggelamkan. Inilah dalil dan bukti wujudnya dan sabitnya azab kubur. (Tafsir An-Nasafi: 4/297)
Imam an-Nasafi menjelaskan bahawa mereka kaum Nabi Nuh ‘alaihisalam ditengelamkan dengan bah taufan dan dimasukkan ke dalam api neraka disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mereka yang banyak. Huruf fa’ dalam ayat ialah )untuk pemberitahuan) iaitu mereka diazab dengan api neraka ketika ditenggelamkan. Inilah dalil dan bukti wujudnya dan sabitnya azab kubur. (Tafsir An-Nasafi: 4/297)
IV.
Firman Allah Ta‘ala:
·
Tafsirnya: “Sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu akan beroleh azab seksa selain daripada azab yang
tersebut”. (Surah At-Thuur: 47)
·
Al-Qurtubi menjelaskan dalam
tafsirnya bahawa azab itu adalah azab kubur. (At-Tazkirah fi Ahwal al-Mauta wa
Umur al-Akhirat: 152 & Al-Qurtubi: 9/4786). Ini kerana Allah Ta‘ala telah
berfirman:
·
Tafsirnya: “(Kalau keingkaran dan
kedegilan mereka sampai begitu sekali) maka biarkanlah mereka (wahai Muhammad,
dan janganlah dihiraukan) sehingga mereka menemui hari yang padanya mereka akan
binasa”. (Surah At-Thuur: 45)
·
Menurut beliau (at-Qurtubi) hari
yang dimaksudkan dalam ayat di atas ialah hari terakhir di dunia. Ini adalah
bukti bahawa azab yang dihadapi (di dunia) itu ialah azab kubur.(At-Tazkirah:152)
5. Firman Allah Ta‘ala:
5. Firman Allah Ta‘ala:
·
Tafsirnya: “Kamu telah dilalaikan
(daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat
dengan sebanyak-banyaknya (hartabenda, anak pinak, pangkat dan pengaruh).
Sehingga kamu masuk kubur. Jangan sekali-kali (bersikap demikian) kamu akan mengetahui
kelak (akibatnya yang buruk semasa hendak mati)”. Sekali lagi (diingatkan):
Jangan sekali-kali (kamu bersikap demikian! Kamu akan mengetahui kelak
(akibatnya yang buruk pada hari Kiamat)! (Surah at-Takathur: 1-3)
·
Imam al-Qurtubi menyatakan bahawa
surah di atas mengandungi perkataan-perkataan tentang azab kubur. Oleh itu
beriman dengannya adalah wajib. Inilah pegangan ahli Sunnah wa al-Jama‘ah.
(At-Tazkirah: 152 & al-Qurtubi: 10/5540-5541)
Ibnu Jarir at-Tabari pula menjelaskan ayat (sehingga kamu masuk kubur) sebagai dalil atau bukti keshahihan wujudnya azab kubur. Perkara ini disebut dalam beberapa riwayat, antaranya riwayat daripada Zirru bin Hubaisy, daripada Ali Radhiallahu ‘anhu katanya: “Kami masih ragu tentang azab kubur, lalu turunlah surah at-Takathur “. (Jami‘ al-Bayan li Ibn Jarir at-Tabari: 15/362)
Ibnu Jarir at-Tabari pula menjelaskan ayat (sehingga kamu masuk kubur) sebagai dalil atau bukti keshahihan wujudnya azab kubur. Perkara ini disebut dalam beberapa riwayat, antaranya riwayat daripada Zirru bin Hubaisy, daripada Ali Radhiallahu ‘anhu katanya: “Kami masih ragu tentang azab kubur, lalu turunlah surah at-Takathur “. (Jami‘ al-Bayan li Ibn Jarir at-Tabari: 15/362)
Bila seorang kafir berpidah dari dunia dan menuju
kealam akhirat. Maka para malaikat turun dari langit kepadanya dengan wajah
yang hitam. Mereka membawa kain ketan yang kasar, mereka duduk dengan jarak
dari mayat sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat Maut dudk di
dekat kepalanya. Ia berkata: Wahai jiwa yang kotor keluarlah kepada azab
kemarahan Allah. Maka ruhnya menyebar pada tubuhnya, maka malaikat Maut
mencabut ruhny dengan kuat seperti mencaput sisr bese dari ijuk yang basah.
Bila telah diambilnya ia tidak membiarkannya sekejab mata di tangannya, sampai
para malikat (ruh) meletakkanya pada kain ketan yang kasar tersebut. Lalu ia
mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Kemudian meraka para malaikat
tersebut membawa naik, tiada malaikat yang mereka lewati kecuali bekata: Bau
apa yang sangat keji ini? Maka ia dipanggil dengan namanya yang paling jelek
waktu di dunia. Sehingga arwahnya sampai pada langi dunia lalu malaikat meminta
pintunya dibuka, maka tidak izinkan untuk dibuka untuknya.
·
Kemudia Rasulullah
Sallallahu Alaihi Wa Sallam membaca firman Allah:
bÎ) úïÉ©9$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ (#rçy9õ3tFó$#ur $pk÷]tã w ßxGxÿè? öNçlm; Ü>ºuqö/r& Ïä!$uK¡¡9$# wur tbqè=äzôt sp¨Yyfø9$# 4Ó®Lym ykÎ=t ã@yJpgø:$# Îû ÉdOy ÅÞ$uÏø:$# 4 Ï9ºx2ur ÌøgwU tûüÏBÌôfßJø9$# ÇÍÉÈ
“Tidak dibukakan untuk mereka
pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta masuk kedalam
lubang penjahit”. (Q.S Al-A’raf : 48)
Kemudian Allah berkata:
“Tulislah catatan amalnya di Sijjin pada lapisan bumi yang paling
bawah”. Maka ruhnya dilemparkan jauh-jauh. Kemudian Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wa Sallam membaca ayat:
uä!$xÿuZãm ¬! uöxî tûüÏ.Îô³ãB ¾ÏmÎ/ 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ $yJ¯Rr(s3sù §yz ÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# çmàÿsÜ÷tFsù çö©Ü9$# ÷rr& Èqôgs? ÏmÎ/ ßwÌh9$# Îû 5b%s3tB 9,Åsy ÇÌÊÈ
“Barangsiapa yang berbuat
syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh dari langit lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh”. (Q.S Al-Hajj : 31)
Lalu ruhnya dikembalikan kepada jasadnya, dan datang kepadanya dua
orang malaikat lalu menyuruhnya dudk. Lalu kedua malaikat itu berkata: siapa
tuhanmu? Maka ia menjawab: ha ha, aku tidak tau. Lalu keduanya berkata lagi:
siapakah orang ini yang diutus kepadamu? Ia menjawab lagi: ha ha, aku tidak
tau. Maka seseorang menyeru dari langit: sungguh ia telah berdusta. Maka
bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pinti neraka
untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya
disempitkan atasnya sehingga tulang-tulang rusuknya saling bedempet. Kemudian
dating kepadanya seorang yang bewajah jelek, berpakaian jelek, berbau busuk.
Lalu orang tersebut berkata: berbahagialah dengan apa yang mennyakitimu, inilah
hari yang dijanjikan padamu. Lalu ia (mayat) bertanya: siapa engkau yang
bewajah jelek? Ia menjawab: aku adalah amalanmu yang keji. Lau simayat berkata:
Tuhanku janganlah engkau datangkan kiamat”
Jika seorang muslim mau
merenungkan sejenak bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti di alam
kubur. Niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa. Bayangkan bagaimana
ketika kita berada dalam sebuah lubang yang sempit dan gelab, tidak ada cahaya
sedikitpun. Betapa suasana gelap mencekam menimbulkan rasa takut yang dalam,
napas terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus,
lapar, panas, mau berteriak tidak seorangpun yang mendengar. Akan tetapi
alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa yang tergambar
ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap. Suasana di sana akan
ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang yang beramal sholeh waktu
di dunia ia akan lulus dalam menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas
hamparan tikar dari surga, ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah
tampan. Kemudian senantiasa mencium bau harum hembusan angin surga. Adapun
orang yang hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat apalagi melakukan
perbuatan syirik. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas
haparan tikar dari api neraka, di temani oleh orang berbau busuk dan berwajah
buruk. Kemudian senantiasa mencium bau busuk hembusan panas api neraka.
Bahkan setiap manusia akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya saat
di alam kubur pada waktu pagi dan sore.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surga adalah tempat
orang yang rajin beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahnya, maka
mereka di selamatkan dan di masukkan ke dalam surga. Neraka adalah tempat
bagi Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang
musyrik yang tidak mau bertaubat,, maka mereka akan kekal di dalam neraka yang
penuh dengan siksaan. dan bagi orang yang tidak patuh terhadap perintah Allah.
dan yang selalu berbuat dosa, maka mereka akan di masukkan ke dalam neraka,
mereka akan di siksa dan di bersihkan dari dosa-dosanya. Beriman kepada hari akhir juga harus diikuti dengan beriman kepada kehidupan
akhirat dan semua peristiwa yang terjadi di dalamnya. Di antara peristiwa
penting yang terjadi pada hari akhirat adalah kebangkitan manusia dari alam
kubur, dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, perhitungan dan penimbangan,
serta pembalasan amal manusia, dan adanya jalan yang dilalui manusia (shirath)
untuk menuju ke arah surga atau neraka.
Beriman kepada hari akhir merupakan pilar (rukun) iman yang kelima dari urutan
keenam rukun iman. Namun, dalam al-Quran dan hadits Nabi Muhammad Saw. iman
kepada hari akhir ini selalu disebut beriringan dengan iman kepada Allah.
B. Saran
Iman kepada akhir adalah sangatt penting dalam konsep
iman kepada Allah. Dari penjabaran diatas penulis mengharapkan kita selaku
manusia biasa tetap menjaga kualitas iman kita agar selalu dan tetap stabil dan
selalu mendapat rahmat Allah SWT.
[1] M. Quraish Shihab. Menjemput maut: Bekal
Perjalanan Menuju ALLAH SWT. (Tangerang: Lentera Hati, 2005). Hlm. 08
[2] Sibawaihi.eskatologi Al Ghazali dan Fazlur
Rahman; Studi Komparatif Epistimologi Klasik-Kontaporer. (Yogyakarta:
Islamika, 2004). Hlm. 162
[3] Muhammad Abduh. Tafsir Juz Amma. Hlm. 128
[4] DR. H.
Abuddin Nata, MA. TAFSIR AYAT AYAT PENDIDIKAN (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). (Jakarta;
PT RajaGrafindo Persada, 2002). Hlm. 116
[5] M.
Quraish Shihab. Ibid. Hlm. 125
[6] M.
Quraish Shihab. Ibid. Hlm. 125
[7] M.
Quraish Shihab. Ibid. Hlm. 126
DAFTAR PUSTAKA
Abduh. Muhammad. Tafsir Juz Amma
Nata. M.A. D.R. H abuddin. Tarsir Ayat-ayat
Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002
shihab. M. Quraish. Menjemput Maut; Bekal
Perjalanan Menuju Allah SWT. Tangerang: Lentera Hati.2005
Sibawaihi. Eskatologi Al Ghazali dan Fazlur Rahman. Studi komperatif,
epistimologi klasik-kontaporer. Yogyakarta; Islamika. 2004
http://kehidupan.blogspot.com/ diakses pada Selasa,
07 April 2015 00.15 WIB