Jumat, 29 Mei 2015



MAKALAH
KEHIDUPAN AKHIRAT DALAM AL-QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : TAFSIR
Dosen Pengampu : Bapak Muhammad Arja Imrani
Disusun Oleh :
KATON SIGIT                                  1402026084
MUHAMMAD REZY TRI               1402036043
                                    AHMAD ALAMUL HUDA                         1402016097
PUJIWATI                                         14020360xx

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
 WALISONGO  SEMARANG
2015


BAB I
PENDAHULUAN
1)      LATAR BELAKANG
Percaya kepada adanya kehidupan yang kekal dan abadi di akhirat termasuk rukum iman yang ke lima, di dalam Al-Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang memperjelas bahwa disamping kehidupan didunia ini ada pula kehidupan yg sebenarnya dan abadi yaitu alam akhirat, dan seringpula disandingkan setelah beriman kepada Allah. Kalau momentum atau kesempatan yang amat besar dalam hidup dan kehidupan di dunia ini disia-siakan terhadap sikap dan perilaku manusia yang beriman dalam segala aktivitasnya demi meraih kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat, maka sangat disayangkan. Karena kebahagiaan seseorang dalam kehidupan, adalah orang yang mampu menjadikan kehidupan dunianya berkualitas dan bernilai, demi mencapai kebahagiaan pada hari akhirat. Tentulah bagi orang yang beriman dapat menyadari dan memahami bahwa kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan yang paling akhir, yaitu kehidupan yang berkualitas di sisi Tuhan di akhirat.
Ketahuilah wahai hamba Allah! Bahwa kuburan adalah persinggahan pertama menuju akhirat. Orang yang mati, berarti telah mengalami kiamat kecil. Apabila seorang hamba telah dikubur, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya nanti pada pagi hari, yakni antara waktu fajar dan terbit matahari, serta waktu sore, yakni antara waktu dzhuhur hingga maghrib. Apabila ia termasuk penghuni Jannah, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Jannah, dan apabila ia termasuk penghuni Naar, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di nerak
Berbicara tentang hari akhirat, pada intinya adalah mengungkapkan kualitas dan nilai kehidupan manusia pada hari akhirat, sesuai dampak dan implikasinya terhadap perilaku manusia itu sendiri. Juga membincangkan hubungannya dengan balasan segala perbuatan manusia di atas bumi menurut perspektif Alquran. Sehubungan dengan hal tersebut, menelusuri dan mengungkapkan konsep tersebut di atas menurut Alquran dengan kajian tafsir tematik sebagai berikut.

2)      RUMUSAN MASALAH
1.         Bagaimana argumentasi Al-Qur’an tentang keberadaan Akhirat dan waktu datangnya hari akhir?
2.         Bagaimana kehidupan di alam akhirat dan alam barzakh?
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Argumentasi Al-Qur’an tentang keberadaan akhirat

Hidup dan menghembuskan nafas itu adalah suatu hakikat yang sulit dibantah dan hampir tidak diperselisihkan oleh manusia. Sedangkan manusia terkadang tidak sadar setelah menghembuskan nafas akan mengalami suatu proses yaitu kematian yang mana proses itu terkadang tidak diperhatikan oleh manusia atu bahkan dilupakan. Banyak yang menganggap kematian adalah kelenyapan atau akhir dari semuanya, akibat pandangan demikian tak sedikit manusia yang menebar kerusakan dimuka bumi dan sebaliknya ada manusia yang menjadi frustasi. Karena mati begitu menakutkan, kematian dipandang dan diaanggap kekuatan maha dahsyat yang akan merenggut eksistensi seseorang kapanpu, dimanapun dan dalam keadaan apapun. [1]
Surga dan neraka digambarkan dalam bentuk fisikalliteral, maka muncul statement dari sementara kalangan bahwa ungkapan-ungkapan al Quran tentang ini pada dasarnya adalah bersifat simbolik.  Misalnya kebun yang indah untuk surga, dan api yang membakar untuk neraka. Asumsi ini dimungkinkan sebab bahasa agama (al Quran) lebih di peruntukkan bagi manusia secara umum dalam segala tingkatannya; al Quran bukanlah kitab yang semata di khususkan bagi kalangan cendekiawan ataupun filusuf yang mungkin saja memiliki penafsiran berbeda ketika ayat ‘kebun’ dan ‘api’ dibacakan. Jadi pengungkapan doktrin agama secara kebahasaan selalu diwarnai oleh realitas kultural. Suasana kebun yang indah dengan sungai yang mengalir dibawahnya, misalnya, adalah simbol kehidupan ideal bagi masayarakat padang pasir, masyarakat muslim dominan kala ayat ini diturunkan didataran tandus Arabia. [2]
Muhammad Abduh ketika menafsirkan “api Allah” (nar Allah) pada : QS al Humazah ayat: 6 mengatakan bahwa sekalipun api itu tidak mungkin terjangkau hakikatnya, tetapi yang bisa dipahami adalah bahwa azab itu berupa penderitaan yang melingkupi-menguasai segenap perasaan dan pikiran manusia (maudhi’ al wijdan wa al-syu’ur), pusat segala niat dan tujuan (wawathin al niyat wa almaqashid), dan tempat tumbuhnya dorongan ke arah
kebaikan dan keburukan (masakin al fadhail wa al radzail). Sementara dalam al Quran ilustrasi neraka sangat banyak sekali, elaborasi yang kurang lebih sama juga tampak dalam al hadis atau as sunnah. [3]
Di antara kandungan al sunnah, adalah hal-hal yang berkaitan dengan alam gaib, yang sebagiannya menyangkut makhluk-makhluk yang tidak dapat dilihat di alam kita ini. Misalnya, malaikat yang diciptakan oleh Allah SWT untuk melakukan berbagai macam tugas tentunya. Juga seperti jin, penghuni bumi yang dibebani pula kewajiban-kewajiban tertentu seperti kita (manusia) juga, yang mereka itu dapat melihat kita dan kita tidak dapat melihat mereka. Dan di antara mereka itu pula adalah setan-setan, tentara iblis yang pernah bersumpah dihadapan Allah SWT untuk berupaya menyesatkan kita dan memperindah kebatilan dan kejahatan dalam pandangan kita.
Sebagian lagi dari hal-hal gaib ini bersangkutan dengan kehidupan alam barzakh; yakni kehidupan setelah mati dan sebelum kebangkitan di hari kiamat. Termasuk di dalamnya, pertanyaan-pertanyaan malaikat ketika manusia berada dalam kuburnya, demikian pula tentang kenikmatan dan siksaan di dalamnya. Dan sebagiannya lagi berkaitan dengan kehidupan akhirat; yakni kebangkitan dan pengumpulan manusia di padang masyhar, peristiwa-peristiwa besar pada hari kiamat, syafaat (dari para nabi, khususnya dari nabi Muhammad saw), mīzān (neraca amalan manusia), hisāb, shirāth, surga serta pelbagai kenikmatan di dalamnya, baik yang bersifat material maupun spiritual, dan tingkatan-tingkatan manusia di dalamnya, dan juga neraka serta pelbagai siksaan di dalamnya, baik yang inderawi maupun yang maknawi, dan tingkatan-tingkatan manusia di dalamnya.
Beriman kepada hari akhir juga harus diikuti dengan beriman kepada kehidupan akhirat dan semua peristiwa yang terjadi di dalamnya. Di antara peristiwa penting yang terjadi pada hari akhirat adalah kebangkitan manusia dari alam kubur, dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, perhitungan dan penimbangan, serta pembalasan amal manusia, dan adanya jalan yang dilalui manusia (shirath) untuk menuju ke arah surga atau neraka.    Beriman kepada hari akhir merupakan pilar (rukun) iman yang kelima dari urutan keenam rukun iman. Namun, dalam al-Quran dan hadits Nabi Muhammad Saw. iman kepada hari akhir ini selalu disebut beriringan dengan iman kepada Allah. Hal ini menunjukkan keterkaitan yang sangat erat antara iman kepada Allah dengan iman kepada hari akhir. Allah berfirman dalam dua ayat di bawah ini:

* }§øŠ©9 §ŽÉ9ø9$# br& (#q9uqè? öNä3ydqã_ãr Ÿ@t6Ï% É-ÎŽô³yJø9$# É>̍øóyJø9$#ur £`Å3»s9ur §ŽÉ9ø9$# ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur É=»tGÅ3ø9$#ur z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur tA#uäur tA$yJø9$# 4n?tã ¾ÏmÎm6ãm ÍrsŒ 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur tûüÅ3»|¡yJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# tû,Î#ͬ!$¡¡9$#ur Îûur ÅU$s%Ìh9$# uQ$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4qŸ2¨9$# šcqèùqßJø9$#ur öNÏdÏôgyèÎ/ #sŒÎ) (#rßyg»tã ( tûïÎŽÉ9»¢Á9$#ur Îû Ïä!$yù't7ø9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏnur Ĩù't7ø9$# 3 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#qè%y|¹ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbqà)­GßJø9$# ÇÊÐÐÈ  
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi...” (QS. al-Baqarah (2): 177).
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä šúïÏ%©!$#ur (#rߊ$yd 3t»|Á¨Z9$#ur šúüÏ«Î7»¢Á9$#ur ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ÿ@ÏJtãur $[sÎ=»|¹ öNßgn=sù öNèdãô_r& yYÏã óOÎgÎn/u Ÿwur ì$öqyz öNÍköŽn=tæ Ÿwur öNèd šcqçRtøts ÇÏËÈ  
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. al-Baqarah (2): 62).
            Semua orang yang beriman wajib meyakini bahwa hari kiamat pasti akan terjadi. Namun Allah tidak pernah menjelaskan kapan hari kiamat itu akan terjadi. Allahlah yang Maha Mengetahui tentang hari kiamat ini, karena kapan terjadinya hari kiamat termasuk permasalahan yang ghaib. Allah berfirman:
¨bÎ) ©!$# ¼çnyYÏã ãNù=Ïæ Ïptã$¡¡9$# Ú^Íit\ãƒur y]øtóø9$# ÞOn=÷ètƒur $tB Îû ÏQ%tnöF{$# ( $tBur Íôs? Ó§øÿtR #sŒ$¨B Ü=Å¡ò6s? #Yxî ( $tBur Íôs? 6§øÿtR Ädr'Î/ <Úör& ßNqßJs? 4 ¨bÎ) ©!$# íOŠÎ=tæ 7ŽÎ6yz ÇÌÍÈ  
Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman (31): 34).
Dalam berbagai literatur dijumpai adanya keimanan yang bertingkat-tingkat yaitu ada yang imannya kuat (benar-benar beriman antara hati, ucapan dan perbuatan), dan ada pula yang imannya hanya sekedar di hati dan tidak berpengaruh kedalam perilaku kesehariannya. Demikian pula keimanan terhadap hari akhir seharusnya memiliki dampak positif terhadap perubaha sikap insan seluruhnya.[4]
·         Pengertian hari akhir
Hari akhir atau hari kiamat adalah hari saat makhluk-makhluk Allah hancur atau binasa. Pada hari itu semua yang ada di dunia akan hancur lebur berantakan seperti anai-anai yang beterbangan. Beriman kepada hari kiamat artinya mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat itu pasti akan datang dan seluruh ummat manusia akan kembali dibangkitkan dari alam kubur untuk menerima pengadilan dari Allah swt sebagai hakim yang Maha Adil. Hal ini sesuai dengan Firman Allah swt. dalam surat Al Haj : 7 yang berbunyi :
¨br&ur sptã$¡¡9$# ×puŠÏ?#uä žw |=÷ƒu $pkŽÏù žcr&ur ©!$# ß]yèö7tƒ `tB Îû Íqç7à)ø9$# ÇÐÈ  
Artinya : Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. (Q.S. Al Hajj : 7)

Al Qur’an menggunakan istilah yang beraneka ragam tentang hari akhir atau kiamat, sekaligus sebagai penjelasan proses berlangsungnya, diantaranya adalah :
A.    Hari Kiamat (yaum al qiyamah), yaitu hari penegakan keadilan. Suatu hari yang ditentukan untuk melangsungkan pengadilan bagi setiap makhluq dan selanjutnya mendapat keputusan yang maha benar dari Allah swt.
B.     Hari Akhir (yaum al akhir), yaitu hari yang paling akhir dari sejarah makhluk sebelum kembali ke alam baqa.
C.     Hari Kegoncangan (yaum az Zalzalah), karena pada hari itu terjadi kegoncangan yang sangat dahsyat.
D.    Hari Pembalasan (yaum al ghasyiyah), karena pada hari itu Allah memberikan balasan kepada umat manusia. Yang beriman akan dimasukan ke dalam surga yang tinggi sedangkan yang kafir akan dimasukkan ke dalam api yang sangat panas.
E.      Hari panggil-memanggil (yaum at tanad), yaitu pada hari setiap orang menemui kesulitan dan penderitaan, kemudian mereka memanggil orang lain untuk memohon pertolongan sementara yang lain tidak menghiraukan.
F.      Hari Ancaman (yaum al wa’iid), yaitu hari ketika Allah melaksanakan ancaman berupa azab kepada setiap makhluk yang tidak melaksanakan perintah-Nya.
G.     Hari kehinaan (yaum al khizy), yaitu hari ketika Allah menghinakan orang-orang yang durhaka kepada-Nya.,
H.    Hari penimbangan (yaum al wazni), yaitu hari penimbangan amal baik dan buruk yang menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau masuk neraka
3
·         Ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan hari akhir.
1.      Gambaran kedahsyatan hari kiamat bisa menyebabkan wanita menyusui melalaikan anak yang disusuinya, ibu hamilpun melahirkan anaknya seketika, seperti dilukiskan dalam surat Al Hajj : 1-2 :
$ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# öNà6­/u 4 žcÎ) s's!tø9y Ïptã$¡¡9$# íäóÓx« ÒOŠÏàtã ÇÊÈ   tPöqtƒ $ygtR÷rts? ã@ydõs? @à2 >pyèÅÊöãB !$£Jtã ôMyè|Êör& ßìŸÒs?ur @à2 ÏN#sŒ @@ôJym $ygn=÷Hxq ts?ur }¨$¨Z9$# 3t»s3ß $tBur Nèd 3t»s3Ý¡Î0 £`Å3»s9ur šU#xtã «!$# ÓƒÏx© ÇËÈ  


Artinya : Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia
dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat keras. (QS. Al Hajj :1-2)

2.      Tidak Seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat selain Allah swt. Firman Allah swt dalam surat Al Araf : 187.

y7tRqè=t«ó¡o Ç`tã Ïptã$¡¡9$# tb$­ƒr& $yg8yóßD ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygãKù=Ïæ yZÏã În1u ( Ÿw $pkŽÏk=pgä !$pkÉJø%uqÏ9 žwÎ) uqèd 4 ôMn=à)rO Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 Ÿw ö/ä3Ï?ù's? žwÎ) ZptGøót/ 3 y7tRqè=t«ó¡o y7¯Rr(x. ;Å"ym $pk÷]tã ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygßJù=Ïæ yZÏã «!$# £`Å3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÊÑÐÈ  
Artinya : Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya". Katakanlah:"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak
seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia". (QS. Al ’Araf :187)

3.      Tidak ada lagi yang bisa memberikan manfaat termasuk anak dan harta kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Asy Syu’araa (26) ayat 88-89

tPöqtƒ Ÿw ßìxÿZtƒ ×A$tB Ÿwur tbqãZt/ ÇÑÑÈ   žwÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OŠÎ=y ÇÑÒÈ  
Artinya : (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Q.S. 26 : 88-89)



2.      Kehidupan di alam akhirat dan alam barzakh

Adanya kehidupan akhirat dengan berbagai permasalahannya bukanlah termasuk masalah kecil yg bisa diobservasi melainkan masalah yang hanya dapat diimani, yaitu mengimani adanya berdasarkan informasi yang diberikan oleh Allah melalui malaikat jibril oleh Rasulullah Muhammad SAW. Atas dasar keyakinan ini, maka untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang kehidupan akhirat harus merujuk pada informasi yang diberikan oleh Allah didalam Al-Quran. [5]

Ø  Alam Barzakh
Sebelum manusia melewati alam dunia, maka manusia akan mengalami kematian, jika kematian telah datang maka putuslah semua hubungannya dengan kehidupan dunia. Setelah meninggal dunia manusia akan memasuki alam barzakh(kubur), di alam kubur manusia tinggal sendiri hanya amal baik dan buruk yang akan selalu menemaninya.
Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka.
Sedangkan Alam Kubur adalah alam tempat penantian untuk menanti hari kiamat, di alam kubur ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur. Alam kubur ini merupakan awal alam akhirat, Alam ini "ghoib". oleh karena itu tidak mungkin untuk di selidiki. satu-satunya informasi yang wajib di pegang adalah dalil Al-quran dan hadist;
sebagaimana Allah berfirman;
فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا ۖ وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Artinya; "Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir´aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir´aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (QS: Al-Mu'min Ayat: 45-46)
Dan firman Allah yang lain dalam beda surat dan ayat :

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِوَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
Artinya: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS: Al-An'am Ayat: 93)

Ayat Al-quran di atas menjelaskan nasib manusia yang kafir kepada Allah dan manusia yang berada di jalan yang salah, maka akan di tampakkan kepadanya neraka yang panas pada waktu pagi dan sore, dan mereka akan mendapatkan siksaan yang sangat pedih. 
Sedangkan manusia yang bertakwa kepada Allah,, melakukan perintahnya dan menjauhi larangannya,, ia akan mendapatkan nikmat kubur, dan akan di tampakkan kepadanya hawa surga,
Allah berfirman;

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya; "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (QS: Al-Baqarah Ayat: 3-5)
Ø  Alam Akhirat
Menurut Al-Qur’an akhirat adalah sangat penting karena berbagai alasan. Pertama : moral dan keadilan sebagai konstitusi realitas. Menurut Al-Qur’an adalah kualitas untuk menilai amal perbuatan manusia karena keadilan tidak dijamin berdasarkan apa apa yang terjadi diatas dunia. Kedua :  bahwa tujuan hidup harus dijelaskan dengan seterang-terangnya sehingga manusia dapat melihat apa yang telah diperjuangkan dan apa tujuan yang sesungguhnya dari kehidupan ini.[6] Di akhirat batin semua manusia terlihat jelas maka dengan demikian pula halnya dengan motivasi mereka tetapi disamping itu dihari itu keburukan dan kebenaran akan tampil. [7]
 Alam akhirat juga di sebut dengan alam baka, alam akhirat di dahului dengan terjadinya kiamat, di mana alam semesta menjadi rusak total. seluruh jagat raya ini akan hancur, entah seperti apa gambaran ketika semua ini terjadi. Alam akhirat setelah terjadi kiamat menjadi 3, yaitu:
  • Padang Mahsyar adalah tempat penghitungan amal (hisaban). pada peristiwa ini seluruh ummat manusia mulai dari Nabi adam as sampai manusia terakhir di kumpulkan dalam satu tempat, Allah berfirman;
إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
Artinya: "Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok". (QS: An-Naba' Ayat: 17-18)
  • Surga adalah tempat orang yang rajin beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahnya, maka mereka di selamatkan dan di masukkan ke dalam surga. 
  • Neraka adalah tempat bagi Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang musyrik yang tidak mau bertaubat,, maka mereka akan kekal di dalam neraka yang penuh dengan siksaan. dan bagi orang yang tidak patuh terhadap perintah Allah. dan yang selalu berbuat dosa, maka mereka akan di masukkan ke dalam neraka, mereka akan di siksa dan di bersihkan dari dosa-dosanya.[8]
Barzakh bermaksud rintangan atau pemisahan. Alam barzakh ialah alam pertama daripada alam yang kekal abadi di akhirat. Semua orang yang berada di dalam kubur dinamakan hidup di alam barzakh. Alam ini berada di antara mati dan bangkit daripada mati. Apabila berada di dalam kubur, kita akan disoal oleh dua malaikat yang bernama Munkar dan Nakir mengenai amalan yang dilakukan semasa hidup di dunia. (Ensiklopedia Isam: 3/8-9)
Pengarang kitab Mu‘jam Alfaz as-Shawfiyah menyatakan perkataan barzakh dari sudut bahasa ialah sekatan atau pemisah di antara dua sesuatu seperti bercakap adalah pemisah di antara manusia dengan binatang. Firman Allah Ta‘ala:
·           Tafsirnya: “Ia biarkan air dua laut (yang masin dan yang tawar) mengalir, sedang keduanya pula bertemu. Di antara keduanya ada penyekat yang memisahkannya, masing-masing tidak melampaui sempadannya“ (Surah ar-Rahman: 19-20)
·           Barzakh dari sudut istilah pula ialah pendinding (hijab) yang terdapat di antara orang mati dan orang hidup. Pendinding inilah yang menghalang orang mati kembali ke dunia. Barzakh (pendinding) ini akan kekal sehingga hari Kiamat.
Jadi alam barzakh ialah alam yang terdapat di antara dunia dan akhirat. Alam ini boleh dikatakan sebagai tempat sementara penghuni dunia untuk sampai ke hari Kiamat.
Menurut al-Qurtubi ketika menafsirkan firman Allah Ta‘ala:
·           Tafsirnya: “… Sedang di hadapan mereka ada alam barzakh (yang mereka tinggal tetap padanya) hingga hari mereka dibangkitkan semula (pada hari kiamat)” (Surah al-Mukminun: 100)
·           Beliau menjelaskan bahawa barzakh itu ialah alam di antara kematian dan kebangkitan. (Tafsir al-Qurtubi: 6/113)

Pengarang kitab Akidah al-Mukmin pula menyatakan tujuan wujudnya alam barzakh ialah untuk menghimpunkan semua roh dan bersiap sedia memasuki alam akhirat. Dengan kedudukannya yang seperti itu, maka alam barzakh berfungsi sebagai pendinding atau pemisah di antara dua kehidupan lain iaitu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Dengan perkataan lain, alam barzakh ialah alam penantian atau ruang menunggu untuk masuk ke alam akhirat selepas kematian. (Halaman 409-501) Dalil-Dalil Yang Menyatakan Azab Kubur Dalam Al-Qur’an. Pensabitan azab kubur di dalam al-Qur’an telah dijelaskan oleh para ulama tafsir yang muktabar lagi masyhor. Mereka itu termasuklah Imam al-Qurtubi, Ibnu Kathir, Imam Muhammad ar-Razi Fakhr al-Din dan lain-lainnya menyebut perkara tersebut dan kewajipan beriman dengannya di dalam kitab-kitab mereka
                     I.            Ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi bukti wujudnya azab kubur antaranya ialah:
Firman Allah Ta‘ala:
·         Tafsirnya: “Dan sesiapa yang berpaling ingkar daripada ingatan dan pertunjuk-Ku, maka sesungguhnya adalah kehidupan yang sempit, dan Kami akan himpunkan dia pada hari Kiamat dalam keadaan buta” (Surah Taha: 124)
·         Menurut Abu Sa‘id al-Khudri dan Abdullah bin Mas‘ud Radhdiallahu ‘anhum perkataan ضنكا (yang sempit) adalah azab kubur. Inilah pendapat yang shahih. Telah disebutkan dalam kitab at-Tazkirah, Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu telah berkata: “Disempitkan kubur orang kafir itu sehingga tulang-tulang berselisih”. (At-Tazkirah: 151-152 & al-Qurtubi: 6/3307)
                  II.            Firman Allah Ta`ala:
·         Tafsirnya: “Mereka didedahkan kepada bahan api neraka pada waktu pagi dan petang (semasa mereka berada dalam alam Barzakh) dan pada hari berlakunya kiamat (diperintahkan kepada malaikat): “Masukkanlah Firaun dan pengikut-pengikutnya ke dalam azab seksa api neraka yang seberat-beratnya”. (Surah Ghafir: 46)
·         Ayat di atas menceritakan tentang berlakunya pendedahan bahan-bahan api neraka di alam barzakh. Perkara ini bertepatan dengan pendapat jumhur ulama sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam al-Qurtubi bahawa bahan-bahan api neraka yang didedahkan pada waktu pagi dan petang itu berlaku di alam barzakh. Sebahagian ahli ilmu pula menjadikan ayat di atas sebagai dalil sabitnya azab kubur. Pendapat ini disepakati oleh Mujahid, ‘Akramah, Muqatil dan Muhammad bin Ka‘ab. Mereka mengatakan bahawa ayat di atas adalah dalil yang menunjukkan bahawa azab kubur itu berlaku di alam barzakh. (Al-Jami‘ li Ahkam al-Qur’an, al-Qurtubi: 8/4415-4416)
Imam Ibn Kathir ad-Dimsyaqi menyatakan bahawa Ahli Sunnah menjadikan ayat di atas sebagai dalil yang kukuh berlakunya azab kubur di alam barzakh. Beliau berkata: Maksudnya: “Ayat ini adalah sebenar-benar sumber mengenai pensabitan Ahli Sunnah terhadap berlakunya azab kubur di alam barzakh”.

               III.            Firman Allah Ta‘ala:
·         Tafsirnya: “Mereka ditenggelamkan (dengan bah taufan), kemudian (pada hari akhirat) dimasukkan ke dalam neraka” (Surah Nuh: 25)
·         Al-Qurtubi menafsirkan perkataan “dimasukkan ke dalam api neraka” iaitu selepas mereka (kaum Nabi Nuh ‘alaihisalam) ditenggelamkan. Berkata al-Qusyairi:
Maksudnya: “Inilah bukti (berlakunya) azab kubur (yang berlaku ke atas kaum Nabi Nuh ‘alaihisalam, ditenggelamkan dengan bah taufan dan pada hari akhirat dimasukkan ke dalam api neraka)”
Dengan perkataan lain sebagaimana riwayat Abu Rauq daripada ad-Dahak bahawa di dunia mereka diazab dengan api neraka sekaligus ditenggelamkan. Yakni mereka ditenggelamkan pada satu sudut dan pada sudut yang lain mereka dibakar di dalam air lautan.(Al-Qurtubi:9/5187-5188)
Imam an-Nasafi menjelaskan bahawa mereka kaum Nabi Nuh ‘alaihisalam ditengelamkan dengan bah taufan dan dimasukkan ke dalam api neraka disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mereka yang banyak. Huruf fa’ dalam ayat ialah )untuk pemberitahuan) iaitu mereka diazab dengan api neraka ketika ditenggelamkan. Inilah dalil dan bukti wujudnya dan sabitnya azab kubur. (Tafsir An-Nasafi: 4/297)
               IV.            Firman Allah Ta‘ala:
·         Tafsirnya: “Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan beroleh azab seksa selain daripada azab yang tersebut”. (Surah At-Thuur: 47)
·         Al-Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya bahawa azab itu adalah azab kubur. (At-Tazkirah fi Ahwal al-Mauta wa Umur al-Akhirat: 152 & Al-Qurtubi: 9/4786). Ini kerana Allah Ta‘ala telah berfirman:
·         Tafsirnya: “(Kalau keingkaran dan kedegilan mereka sampai begitu sekali) maka biarkanlah mereka (wahai Muhammad, dan janganlah dihiraukan) sehingga mereka menemui hari yang padanya mereka akan binasa”. (Surah At-Thuur: 45)
·         Menurut beliau (at-Qurtubi) hari yang dimaksudkan dalam ayat di atas ialah hari terakhir di dunia. Ini adalah bukti bahawa azab yang dihadapi (di dunia) itu ialah azab kubur.(At-Tazkirah:152)
5. Firman Allah Ta‘ala:
·         Tafsirnya: “Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat dengan sebanyak-banyaknya (hartabenda, anak pinak, pangkat dan pengaruh). Sehingga kamu masuk kubur. Jangan sekali-kali (bersikap demikian) kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk semasa hendak mati)”. Sekali lagi (diingatkan): Jangan sekali-kali (kamu bersikap demikian! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk pada hari Kiamat)! (Surah at-Takathur: 1-3)
·         Imam al-Qurtubi menyatakan bahawa surah di atas mengandungi perkataan-perkataan tentang azab kubur. Oleh itu beriman dengannya adalah wajib. Inilah pegangan ahli Sunnah wa al-Jama‘ah. (At-Tazkirah: 152 & al-Qurtubi: 10/5540-5541)

Ibnu Jarir at-Tabari pula menjelaskan ayat (sehingga kamu masuk kubur) sebagai dalil atau bukti keshahihan wujudnya azab kubur. Perkara ini disebut dalam beberapa riwayat, antaranya riwayat daripada Zirru bin Hubaisy, daripada Ali Radhiallahu ‘anhu katanya: “Kami masih ragu tentang azab kubur, lalu turunlah surah at-Takathur “. (Jami‘ al-Bayan li Ibn Jarir at-Tabari: 15/362)

Bila seorang kafir berpidah dari dunia dan menuju kealam akhirat. Maka para malaikat turun dari langit kepadanya dengan wajah yang hitam. Mereka membawa kain ketan yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari mayat sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat Maut dudk di dekat kepalanya. Ia berkata: Wahai jiwa yang kotor keluarlah kepada azab kemarahan Allah. Maka ruhnya menyebar pada tubuhnya, maka malaikat Maut mencabut ruhny dengan kuat seperti mencaput sisr bese dari ijuk yang basah. Bila telah diambilnya ia tidak membiarkannya sekejab mata di tangannya, sampai para malikat (ruh) meletakkanya pada kain ketan yang kasar tersebut. Lalu ia mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Kemudian meraka para malaikat tersebut membawa naik, tiada malaikat yang mereka lewati kecuali bekata: Bau apa yang sangat keji ini? Maka ia dipanggil dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. Sehingga arwahnya sampai pada langi dunia lalu malaikat meminta pintunya dibuka, maka tidak izinkan untuk dibuka untuknya.
·         Kemudia Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam membaca firman Allah:
bÎ) šúïÉ©9$# (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ (#rçŽy9õ3tFó$#ur $pk÷]tã Ÿw ßx­Gxÿè? öNçlm; Ü>ºuqö/r& Ïä!$uK¡¡9$# Ÿwur tbqè=äzôtƒ sp¨Yyfø9$# 4Ó®Lym ykÎ=tƒ ã@yJpgø:$# Îû ÉdOy ÅÞ$uσø:$# 4 šÏ9ºxŸ2ur ÌøgwU tûüÏB̍ôfßJø9$# ÇÍÉÈ 
 “Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta masuk kedalam lubang penjahit”. (Q.S Al-A’raf : 48)
Kemudian Allah berkata: “Tulislah catatan amalnya di Sijjin pada lapisan bumi yang paling bawah”. Maka ruhnya dilemparkan jauh-jauh. Kemudian Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam membaca ayat:
uä!$xÿuZãm ¬! uŽöxî tûüÏ.ÎŽô³ãB ¾ÏmÎ/ 4 `tBur õ8ÎŽô³ç «!$$Î/ $yJ¯Rr(s3sù §yz šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# çmàÿsÜ÷tFsù çŽö©Ü9$# ÷rr& Èqôgs? ÏmÎ/ ßwÌh9$# Îû 5b%s3tB 9,Åsy ÇÌÊÈ  
“Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh”. (Q.S Al-Hajj : 31)
Lalu ruhnya dikembalikan kepada jasadnya, dan  datang kepadanya dua orang malaikat lalu menyuruhnya dudk. Lalu kedua malaikat itu berkata: siapa tuhanmu? Maka ia menjawab: ha ha, aku tidak tau. Lalu keduanya berkata lagi: siapakah orang ini yang diutus kepadamu? Ia menjawab lagi: ha ha, aku tidak tau. Maka seseorang menyeru dari langit: sungguh ia telah berdusta. Maka bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pinti neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang-tulang rusuknya saling bedempet. Kemudian dating kepadanya seorang yang bewajah jelek, berpakaian jelek, berbau busuk. Lalu orang tersebut berkata: berbahagialah dengan apa yang mennyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu. Lalu ia (mayat) bertanya: siapa engkau yang bewajah jelek? Ia menjawab: aku adalah amalanmu yang keji. Lau simayat berkata: Tuhanku janganlah engkau datangkan kiamat”
Jika seorang muslim mau merenungkan sejenak bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti di alam kubur. Niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa. Bayangkan bagaimana ketika kita berada dalam sebuah lubang yang sempit dan gelab, tidak ada cahaya sedikitpun. Betapa suasana gelap mencekam menimbulkan rasa takut yang dalam, napas terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus, lapar, panas, mau berteriak tidak seorangpun yang mendengar. Akan tetapi alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap. Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang yang beramal sholeh waktu di dunia ia akan lulus dalam menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari surga, ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah tampan. Kemudian senantiasa mencium bau harum hembusan angin surga. Adapun orang yang hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat apalagi melakukan perbuatan syirik. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas haparan tikar dari api neraka, di temani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk. Kemudian senantiasa mencium bau  busuk hembusan panas api neraka. Bahkan setiap manusia akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya saat di alam kubur pada waktu pagi dan sore.
BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Surga adalah tempat orang yang rajin beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahnya, maka mereka di selamatkan dan di masukkan ke dalam surga. Neraka adalah tempat bagi Orang-orang kafir, baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang musyrik yang tidak mau bertaubat,, maka mereka akan kekal di dalam neraka yang penuh dengan siksaan. dan bagi orang yang tidak patuh terhadap perintah Allah. dan yang selalu berbuat dosa, maka mereka akan di masukkan ke dalam neraka, mereka akan di siksa dan di bersihkan dari dosa-dosanya. Beriman kepada hari akhir juga harus diikuti dengan beriman kepada kehidupan akhirat dan semua peristiwa yang terjadi di dalamnya. Di antara peristiwa penting yang terjadi pada hari akhirat adalah kebangkitan manusia dari alam kubur, dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, perhitungan dan penimbangan, serta pembalasan amal manusia, dan adanya jalan yang dilalui manusia (shirath) untuk menuju ke arah surga atau neraka.    Beriman kepada hari akhir merupakan pilar (rukun) iman yang kelima dari urutan keenam rukun iman. Namun, dalam al-Quran dan hadits Nabi Muhammad Saw. iman kepada hari akhir ini selalu disebut beriringan dengan iman kepada Allah.
B.     Saran
Iman kepada akhir adalah sangatt penting dalam konsep iman kepada Allah. Dari penjabaran diatas penulis mengharapkan kita selaku manusia biasa tetap menjaga kualitas iman kita agar selalu dan tetap stabil dan selalu mendapat rahmat Allah SWT.



[1]   M. Quraish Shihab. Menjemput maut: Bekal Perjalanan Menuju ALLAH SWT. (Tangerang: Lentera Hati, 2005). Hlm. 08
[2]  Sibawaihi.eskatologi Al Ghazali dan Fazlur Rahman; Studi Komparatif Epistimologi Klasik-Kontaporer. (Yogyakarta: Islamika, 2004). Hlm. 162
[3]  Muhammad Abduh. Tafsir Juz Amma. Hlm. 128
[4] DR. H. Abuddin Nata, MA. TAFSIR AYAT AYAT PENDIDIKAN (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2002). Hlm. 116
[5] M. Quraish Shihab. Ibid. Hlm. 125
[6] M. Quraish Shihab. Ibid. Hlm. 125
[7] M. Quraish Shihab. Ibid. Hlm. 126
[8] http://dkehidupan.blogspot.com/ di akses pd selasa, 07 april 2015 00.15
 

DAFTAR PUSTAKA

Abduh. Muhammad. Tafsir Juz Amma
Nata. M.A. D.R. H abuddin. Tarsir Ayat-ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002
shihab. M. Quraish. Menjemput Maut; Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT. Tangerang: Lentera Hati.2005
Sibawaihi. Eskatologi Al Ghazali dan  Fazlur Rahman. Studi komperatif, epistimologi klasik-kontaporer. Yogyakarta; Islamika. 2004
http://kehidupan.blogspot.com/ diakses pada Selasa, 07 April 2015 00.15 WIB